Setiap orang di dunia ini berusaha untuk mencapai 'kebahagiaan' dan 'ketenangan'; siang malam mereka berjuang untuk meraih cita-cita ini di berbagai sudut kehidupan yang tampak seperti medan perang. Dalam banyak hal, ia rela bertarung dalam arena ini dengan mengorbankan segalanya, demi menyaksikan merpati kebahagiaan terbang di atas kepala nya, sehingga ia dapat hidup di bawah bayang-bayang kehidupannya.
-------------
klik dibawah (untuk download pdf) DOWNLOAD
Imam Ja’far ash-Shadiq (gurunya guru para imam mazhab) suatu waktu disowani seseorang yang datang bersama Nu’man bin Tsabit alias Abu Hanifah, pendiri Mazhab Hanafi. Mengetahui salah satu tamunya adalah pemuka agama, yang didengar dan diketahuinya sangat kuat menggunakan pendekatan nalar dalam menakwil dalil-dalil (kita tahu Abu Hanifah terkenal dengan pendekatan istihsan-nya), beliau berkata:
“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan banyaklah mengingat Allah agar kamu beruntung.” (QS.Al-Jumu’ah:10)
Dalam Surat An-Nur Allah menceritakan tentang orang-orang munafik yang menolak kebenaran. Setelah ayat-ayat tersebut Al-Qur’an juga menyebutkan 4 perkara yang menyebabkan seseorang lari dan berpaling dari kebenaran.
Ada gejala beragama yang bersifat eksklusif-ekonomistik sekarang. Tanda yang sungguh paling sederhana, mencolok, tapi mungkin tidak mau disadari adalah seperti ini: “Ini agamaku, kamu atau siapa pun tidak boleh mengkritik, tidak boleh merendahkan, dan terutama terlarang menghina agamaku.”
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan pernah bisa hidup sendirian. Mereka butuh teman, sahabat, kerabat, dan tetangga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mustahil jika seseorang mampu menjalani hidup tanpa bantuan atau campur tangan orang lain.
Ungkapan ini begitu terkenal karena menyangkut keselamatan lidah agar tidak telanjur berkata buruk. Kita diajak untuk berkata baik atau diam sama sekali. Hal ini penting dilakukan agar kita tak tersandung masalah dengan ucapan sendiri.